Kontribusi UMKM bagi Perkembangan UMKM di Indonesia
Sumber : Kompas
JAKARTA, KOMPAS — Kontribusi
sektor usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap produk domestik bruto
meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir.
Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat, dari 96,99 persen menjadi
97,22 persen pada periode yang sama. Meskipun indikator kontribusi terhadap
pembentukan produk domestik bruto (PDB) dan serapan tenaga kerja naik, akses
sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke rantai pasok produksi global
sangat minim. Kontribusi UMKM di Indonesia terhadap rantai pasok global hanya
0,8 persen. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung Ina
Primiana menyatakan, sebagian besar pelaku UMKM tidak memiliki informasi dan
akses ke pasar global. "Di dalam negeri, pertumbuhan sektor ini tidak
sejalan dengan pertumbuhan usaha besar. Ini menunjukkan pengembangan usaha
besar tidak melibatkan kontribusi UMKM," kata Ina dalam diskusi Ikatan
Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta, Kamis (28/1). Ina menjadi
pembicara bersama Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
Bidang UMKM, Koperasi, dan Industri Kreatif Sandiaga Uno serta Direktur Usaha
Kecil dan Menengah Bank DBS Indonesia Steffano Ridwan. Di ASEAN, kontribusi
UMKM Indonesia terhadap rantai pasok produksi global hanya sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan Brunei, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Kontribusi tertinggi
sektor UMKM terhadap rantai pasok produksi global mencapai 2,7 persen. Padahal,
ASEAN berkontribusi 9,3 persen terhadap rantai pasok produksi global pada
periode 2009-2013. Kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor Indonesia tahun 2015
hanya 15,8 persen, jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara sekawasan
di Asia Tenggara. Kontribusi sektor UMKM Thailand terhadap ekspor 29,5 persen
dan Filipina 20 persen. Di tingkat global, kontribusi sektor UMKM Jerman
terhadap ekspor mencapai 55,9 persen dan Jepang sekitar 53,8 persen.
Menurut saya berdasarkan ruang
lingkup lingkungan yang ada UMKM di Indonesia sebenarnya banyak namun karena konsep
tidak terencana sehingga tidak terserap di sektor formal, banyak UMKM yang
berkembang namun banyak juga yang mudah hilang begitu saja, faktor kemauan dari
seseorang membangun sebuah usaha dan modal biasanya menjadi kendala. Sehingga
perlu adanya pendidikan dasar untuk setiap orang untuk mampu mengembangkan
nilai – nilai entrepreneur yang baik. Sehingga UMKM kita dapat berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar