Kontribusi UMKM bagi Perkembangan UMKM di Indonesia

| Minggu, 06 November 2016
Kontribusi UMKM bagi Perkembangan UMKM di Indonesia

Sumber : Kompas

JAKARTA, KOMPAS — Kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat, dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode yang sama. Meskipun indikator kontribusi terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) dan serapan tenaga kerja naik, akses sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke rantai pasok produksi global sangat minim. Kontribusi UMKM di Indonesia terhadap rantai pasok global hanya 0,8 persen. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung Ina Primiana menyatakan, sebagian besar pelaku UMKM tidak memiliki informasi dan akses ke pasar global. "Di dalam negeri, pertumbuhan sektor ini tidak sejalan dengan pertumbuhan usaha besar. Ini menunjukkan pengembangan usaha besar tidak melibatkan kontribusi UMKM," kata Ina dalam diskusi Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta, Kamis (28/1). Ina menjadi pembicara bersama Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang UMKM, Koperasi, dan Industri Kreatif Sandiaga Uno serta Direktur Usaha Kecil dan Menengah Bank DBS Indonesia Steffano Ridwan. Di ASEAN, kontribusi UMKM Indonesia terhadap rantai pasok produksi global hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Brunei, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Kontribusi tertinggi sektor UMKM terhadap rantai pasok produksi global mencapai 2,7 persen. Padahal, ASEAN berkontribusi 9,3 persen terhadap rantai pasok produksi global pada periode 2009-2013. Kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor Indonesia tahun 2015 hanya 15,8 persen, jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara sekawasan di Asia Tenggara. Kontribusi sektor UMKM Thailand terhadap ekspor 29,5 persen dan Filipina 20 persen. Di tingkat global, kontribusi sektor UMKM Jerman terhadap ekspor mencapai 55,9 persen dan Jepang sekitar 53,8 persen.


Menurut saya berdasarkan ruang lingkup lingkungan yang ada UMKM di Indonesia sebenarnya banyak namun karena konsep tidak terencana sehingga tidak terserap di sektor formal, banyak UMKM yang berkembang namun banyak juga yang mudah hilang begitu saja, faktor kemauan dari seseorang membangun sebuah usaha dan modal biasanya menjadi kendala. Sehingga perlu adanya pendidikan dasar untuk setiap orang untuk mampu mengembangkan nilai – nilai entrepreneur yang baik. Sehingga UMKM kita dapat berkembang. 
edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Diberdayakan oleh Blogger.

About

About Me

Blogger templates

Blogroll

Popular Posts

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Tia Febri Anzelina