Pages - Menu

Minggu, 06 November 2016

UTS UMKM FE UNJ

Nama                  : Tia Febri Anzelina
No. Reg              : 8335165217
UTS UMKM FE UNJ

Jelaskan definisi dan kriteria UMKM berdasarkan para pakar (paling sedikit 3 pakar)!

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. (Sumber: Wikipedia)

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
- Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
- Milik Warga Negara Indonesia
- Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
- Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Pengertian UMKM
Menurut Rudjito (2003) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia yang memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Definisi UMKM yang diberikan oleh beberapa lembaga, yaitu:

Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah bahwa yang dimaksud Usaha Mikro adalah :

“Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi Usaha Mikro, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”

Dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah bahwa yang dimaksud Usaha Kecil adalah:

“Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.”

Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah bahwa yang dimaksud adalah :

1. Usaha Mikro
Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah
“Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.”

Kriteria UMKM
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang telah tertuang pada pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu :

Kriteria Usaha Mikro adalah :
  1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau;
  2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300,000.000 (tiga ratus juta rupiah).
Kriteria Usaha Kecil adalah :
  1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
  2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Kriteria Usaha Menengah adalah :
  1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
  2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang samapai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang.

Menurut Kementrian Keuangan, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan /usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000 atau asset (aktiva ) setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditempati ). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya.



Sumber: www.kenali.com
Sumber: Wikipedia.com


Apa motivasi yang dibutuhkan untuk menjadi wirausahawan? Jelaskan bagaimana mindset wirausahawan (entrepreneur) terbentuk dan bagaimana cara membangun mindset wirausahawan tersebut pada diri kita ?

Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda adalah usaha dari seorang wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Mindset seorang entrepreneur terbentuk karena memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Berikut motivasi yang dibutuhkan seorang wirausahawan:

1. Kebutuhan
Seorang wirausaha dituntut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga motivasi kebutuhan merupakan awal dari dasar membangun sebuah usaha.

2. Penguatan
Dalam membangun sebuah usaha dibutuhkan penguatan untuk menjadi Pribadi seorang entrepreneur yang kuat dan tahan banting, jika gagal harus mampu bangkit,  mampu bersaing dengan pasar luar. Dengan motivasi ini seorang wirausaha tidak mudah menyerah begitu saja.

3.  Keadilan
Seorang entrepreneur mungkin pernah merasa gagal jika di tolak oleh berbagai perusahaan, mencari lapangan pekerjaan terasa sulit, hingga merasa tak adil dengan kondisi yang dihadapi, dengan membangun motivasi untuk merasa adil ditengah masyarakat dengan membangun lapangan pekerjaan juga merupakan pondasi yang harus dimiliki.

4. Harapan
Harapan seorang entrepreneur adalah untuk membangun masa depan yang baik bagi sesama. Memberikan manfaat bagi sekitar. Jika seorang entrepreneur memiliki motivasi tersebut maka tidak hanya membangun harapan bagi kehidupannya, namun bagi orang lain disekitarnya, dengan membuka usaha maka di juga membuka peluang untuk orang lain.

5.  Tujuan
Tujuan dari seorang entrepreneur membangun sebuah usaha harus jelas, membawa kea rah mana usaha tersebut, jika hanya menguntungkan laba semata maka tujuan tersebut sia-sia. Apabila tujuan seorang entrepreneur dapat berkontribusi banyak bagi lungkungan sekitarnya. Maka tujuan seorang entrepreneur cukup jelas.

Lalu dari pola pikir dan motivasi tersebut dapat kita simpulkan bahwa kita mampu mengimplementasikannya dalam kehidup sehari-hari, belajar untuk berani mengambil resiko, bertahan ketika gagal, berupaya berfikir kreatif. Tidak takut gagal sebab kesalahan awal kita kembali berusaha menjalankan kembali dengan baik. Membangun pola pikir berkaitan dengan kemauan Pribadi seseorang tetap berpikir positif dan memiliki keyakinan adalah kunci dasar dari membangun mindset tersebut.

Bagaimana cara menumbuhkan keterampilan berfikir kreatif yang menjadi modal utama entrepreneur? Apa saja metode berfikir kreatif yang biasa dilakukan oleh para wirausahawan sehingga dapat melahirkan produk-produk inovatif ? berikan contoh orisinil Anda.

1. Persiapan (Preparation)

Persiapan menyangkut kesiapan untuk berfikir kreatif, dilakukan dalam bentuk formal, pengalaman, magang dan pengalaman belajar lainnya. Zimmerer mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran kita agar dapat berpikir kreatif yaitu :

1. Hindari sikap untuk tidak belajar. Dalam setiap situasi selalu ada peluang untuk dapat dipelajari.
2. Belajar banyak. Jangan hanya mempelajari keahlian yang kita miliki karena bidang lain tidak menutup kemungkinan untuk bisa dijadikan sebagai peluang inovasi.
3.  Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain.
4.  Himpun artikel-artikel yang penting.
5 Temui profesional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka memecahkan                                         persoalan.
6.  Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.
7.  Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain.


2. Penyelidikan (Investigation)
Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman mendalam tentang masalah atau keputusan. Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang, seseorang pertam-tama harus mempelajari masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya.

3. Transformasi (Transformation)
Tahap tranformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada tentang infomasi yang terkumpul. Dalam tahap ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen. Berpikir konvergen adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan diantara beragam data dan kejadian. Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan melihat perbedaan antara data dan kejadian yang beraneka ragam.

4. Penetasan (Incubation)
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.

5. Penerangan (Illumination)
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan, yaitu ketika terdapat pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul secara bersama dan menghasilkan ide-ide kreatif serta inovatif.

6. Pengujian (Verification)
Pengujian menyangkut validasi keakuratan manfaat ide-ide yang muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran, pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototipe dan aktifitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.

7. Implementasi (Implementation)

Implementasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis. Zimmerer mengemukakan beberapa kaidah atau kebiasaan kewirausahaan yaitu :

1. Create, innovate, and activate yaitu ciptakan, temukan dan aktifkan. Wirausaha selalu memimpikan ide-ide baru dan bertanya “apa mungkin” atau “mengapa tidak” dan menggunakan inovasinya dalam kegiatan praktis.
2. Always be on the look out for the new opportunities, yaitu selalu mencari peluang baru. Wirausaha harus selalu usaha mencari peluang atau menemukan cara baru untuk menciptakan peluang.
3. Keep it simple, yaitu berpikir sederhana. Wirausaha selalu mengharapkan umpan balik dengan mungkin dan berusaha dengan cara yang tidak rumit.
4. Try it, fix it, do it, yaitu selalu mencoba, memperbaiki dan melakukannya. Wirausaha berorientasi pada tindakan. Bila ada ide, wirausaha akan segera mengerjakannya.
5. Shoot for the top, yaitu selalu mengejar yang terbaik, terunggul, dan ingin cepat mencapai sasaran. Wirausaha tidak pernah segan, mereka selalu bermimpi besar. Meskipun tidak selalu benar, mimpi besar adalah sumber penting untuk inovasi dan visi.
6. Don’t be ashamed to start small, yaitu jangan malu untuk memulai dari hal-hal yang kecil. Banyak perusahaan besar yang berhasil karena dimulai dari usaha kecil.
7. Don’t fear failure : learn form it, yaitu jangan takut gagal, belajarlah dari kegagalan. Wirausaha harus tahu bahwa inovasi terbesar berasal dari kegagalan.
8. Never give up, yaitu tidak pernah menyerah atau berhenti karena wirausaha bukan orang yang mudah menyerah.
9. Go for it, yaitu berusaha untuk terus mengejar apa yang diinginkan. Orang yang pantang menyerah selalu mengejar apa yang belum dicapainya.

Sumber: http://febri-zikrillah.blogspot.co.id

 Contoh orisinil dari produk yang pernah saya buat adalah kue ape rainbow dengan bahan pewarna alami yang didapat dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Sehingga rasa dan sehat terjaga. Selain itu saya juga pernah membuat keripik tempe coklat dan keju. Semua produk tersebut saya buat ketika mengikuti Pekan Kretivitas Mahasiswa di kampus Diploma IPB.

Jelaskan pengembangan UMKM di Indonesia dengan data yang dapat Anda peroleh dari internet dan fakta yang ada di lingkungan Anda!

Kontribusi UMKM bagi Perkembangan UMKM di Indonesia
Sumber : Kompas

JAKARTA, KOMPAS — Kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat, dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode yang sama. Meskipun indikator kontribusi terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) dan serapan tenaga kerja naik, akses sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke rantai pasok produksi global sangat minim. Kontribusi UMKM di Indonesia terhadap rantai pasok global hanya 0,8 persen. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung Ina Primiana menyatakan, sebagian besar pelaku UMKM tidak memiliki informasi dan akses ke pasar global. "Di dalam negeri, pertumbuhan sektor ini tidak sejalan dengan pertumbuhan usaha besar. Ini menunjukkan pengembangan usaha besar tidak melibatkan kontribusi UMKM," kata Ina dalam diskusi Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta, Kamis (28/1). Ina menjadi pembicara bersama Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang UMKM, Koperasi, dan Industri Kreatif Sandiaga Uno serta Direktur Usaha Kecil dan Menengah Bank DBS Indonesia Steffano Ridwan. Di ASEAN, kontribusi UMKM Indonesia terhadap rantai pasok produksi global hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Brunei, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Kontribusi tertinggi sektor UMKM terhadap rantai pasok produksi global mencapai 2,7 persen. Padahal, ASEAN berkontribusi 9,3 persen terhadap rantai pasok produksi global pada periode 2009-2013. Kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor Indonesia tahun 2015 hanya 15,8 persen, jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara sekawasan di Asia Tenggara. Kontribusi sektor UMKM Thailand terhadap ekspor 29,5 persen dan Filipina 20 persen. Di tingkat global, kontribusi sektor UMKM Jerman terhadap ekspor mencapai 55,9 persen dan Jepang sekitar 53,8 persen.


Menurut saya berdasarkan ruang lingkup lingkungan yang ada UMKM di Indonesia sebenarnya banyak namun karena konsep tidak terencana sehingga tidak terserap di sektor formal, banyak UMKM yang berkembang namun banyak juga yang mudah hilang begitu saja, faktor kemauan dari seseorang membangun sebuah usaha dan modal biasanya menjadi kendala. Sehingga perlu adanya pendidikan dasar untuk setiap orang untuk mampu mengembangkan nilai – nilai entrepreneur yang baik. Sehingga UMKM kita dapat berkembang.


Jelaskan tahapan dalam membuat usaha mikro kecil menengah yang ideal!

1. Aspek Manajemen Usaha

Dalam suatu kegiatan badan usaha haruslah ada manajemen yang mengatur atau menata badan usaha tersebut.

Seperti misalnya memiliki beberapa orang karyawan yang telah diberikan tanggung jawab dimasing-masing tugasnya.

2. Aspek Operasional

Kita harus memahami bagaimana cara membuat produk yang akan dijadikan usaha, agar produk tersebut memiliki nilai jual yang diterima dipasaran.

Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan usaha yang dilakukan, serta merincikan manajemen resiko yang akan terjadi.

3. Aspek Pemasaran

a. Target Pasar

Merupakan kunci utama yang harus diperhatikan, disini kita mengamati bahwa produk kegiatan usaha diminati oleh semua kalangan. Baik kalangan bawah, menengah, dan atas. Dan juga mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

b. Konsep Pemasaran

Yaitu melakukan pengamatan secara langsung kepada para pesaing usaha, misalnya menentukan ciri khas atau keunikan produk yang dihasilkan.

c. Kualitas Produk Dan Penetapan Harga

Yaitu membuat produk memiliki kualitas standar, misalnya produk makanan ringan ini mengandung vitamin A-Z dan sesuaikan harga dengan produk yang dihasilkan. Ini dilakukan agar pelanggan dapat membandingkan produk mana yang lebih baik.

4. Aspek Keuangan

Merincikan modal untuk kegiatan usaha yang akan dilakukan, antara lain :

a. Perincian biaya bahan dan perlengkapan kegiatan usaha.

b. Perincian biaya operasional.

c. Perincian gaji karyawan.

5. Promosi

Promosi perlu dilakukan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan, misalnya dengan memasang iklan diblog ini untuk mempromosikannya ( hehehe ).

6. Segmentasi Produk

Lokasi usaha haruslah dipilih tempat yang strategis, agar terlihat jelas prospek penjualannya sehingga memungkinkan akan banyak konsumen yang membeli produk hasil kegiatan usaha.

7. Cara Pengelolaan Usaha

Haruslah memiliki visi dalam pengelolaan usaha yang sebenarnya adalah sederhana bagi yang ingin menjadi pengusaha apapun jenisnya.

Perlu kita ketahui bahwa bisnis itu seperti pohon mangga yang kita tanam dari pertama kali tunas, maka tanggung jawab kita adalah merawatnya dengan menyiram dan memberi pupuk sampai menghasilkan buah saat panen. Dan tetap berkesinambungan dalam merawatnya, bukan dibiarkan begitu saja sebab akan mengurangi kualitas hasil dan ketika buahnya mulai berkurang bahkan kualitasnya menurun, serta pohon mulai terserang hama maka pohon pun ditebang.

Perlu ada kesabaran, keuletan, dan ketelitian untuk menciptakan hasil yang maksimal.

Catatan penting untuk bisnis yang seperti pohon mangga, itulah sebabnya pilihlah bisnis yang kita sukai atau berasal dari hobi kita. Karena yang kita sukai akan menimbulkan semangat dan minat besar agar bisnis yang dijalani sampai berjangka panjang.

Rencana yang matang perlu dilakukan untuk melindungi bisnis kita, dan perlu wawasan yang luas untuk memeriksa masalah nominal yang ada. Mulai dari masalah staf, produksi, pemasaran, logistik, dan promosi. Semuanya harus ada pada pembukuan sistem yang telah dibuat.

Hal tersebut diatas untuk menghindari situasi yang chaos ( tumpang tindih ) dan manajemen tambal sulam dimasa mendatang.

8. Analisis SWOT

Setiap memulai suatu kegiatan usaha kita harus mengukur kemampuan kita terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis swot :

a. Strength ( kekuatan )

b. Weakness ( kelemahan )

c. Opportunity ( peluang )

d. Treath ( ancaman )



Sumber: http://usahamodalkecil31.blogspot.co.id


Jelaskan perbedaan antara manejer usaha kecil dengan wirausahawan! Serta sebutkan kelebihan dan kekurangan antara menjadi seorang pekerja dengan pengusaha!
Robin Boadway (1996) mendefinisikan kewirausahaan sebagai suatu proses dimana orang mengejar peluang-peluang, memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan saat ini. Ia mengingatkan bahwa mengelola usaha kecil tidak selalu sama dengan kewirausahaan. Tidak seluruh manajer usaha kecil adalah seorang entrepreneur. Banyak manajer usaha kecil tidak inovatif, tapi hanya mengoperasikan bisnisnya seperti organisasi birokratif. Ada perbedaan-perbedaan penting dalam manajerial seorang entrepreneur dan manajer birokratis dalam suatu perusahaan. Apa saja yang membedakan mereka?
Entrepreneur
Manajer
Aktif mencari perubahan dengan mengeksploitasi peluang-peluang
Meminimalkan resiko
Menerima / mengendalikan risiko
Cenderung menghindari resiko
Dimotivasi oleh kebebasan dan peluang untuk menciptakan keuntungan finansal
Dimotivasi oleh promosi karier dan imbalan tradisional lainnya
Cenderung menerima kesalahan sebagai suatu bagian yang wajar / normal
Menghindari kesalahan
Lebih intens/langsung terlibat dalam aktivitas operasional organisasi
Cenderung mendelegasikan tugas-tugas dan mengawasi pekerja

Beberapa kekurangan dan kelebihan menjadi seorang karyawan,diantaranya:

Kelebihan
Kita Tidak perlu memikirkan modal untuk membuat sebuah perusahaan.
Kita Tidak perlu khawatir akan menanggung kerugian. Income bulanan yang sudah pasti.
Mendapatkan tunjangan dari perusahaan,dan lain sebagainya.

Kekurangan
Terikat waktu kerja Income ditetapkan perusaan.
Jenjang karir terbatas Terikat aturan pekerjaan.
Berada dibawah tekanan orang lain (atasan), dan hal lain sebagainya.

Beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai pelaku wirausaha antara lain sebagai berikut:

Kelebihan 
Tidak terikat waktu kerja karena kita yang menentukan Income yang tidak terbatas
 Tidak terikat sistem aturan baku
Tidak ada tekanan dari atasan,dll

Kekurangan
 Resiko Kerugian kita yang menanggung
 Penyediaan modal/dana untuk beberapa jenis usaha
Tidak pasti dalam keuntungan,dll

Sumber: http://ciputrauceo.net/
Sumber: http://lalanzaelani.blogspot.co.id


Buatlah rencana bisnis sederhana dengan menggunakan bahan di bawah ini (bohlam bekas)!

a. Rencana Merk
Untuk mengubah bohlam bekas menjadi barang memiki nilai maka kami akan membuat undangan pernikahan yang manis dengan menggunakan minatur pasangan atau surat yang disisipkan pada lampu bohlam dengan merk VE LO infinity.

b. Konsep Ide
Pernikahan tidak lengkap apabila tidak ada undangan yang diberikan kepada kerabat terdekat. Undangan pernikahan yang menarik akan membuat orang lebih terkesan dan membuat kerabat memiliki rasa ingin tahu lebih. Konsep tersebut yang membentuk  Ve Lo Infinity di buat. Membuat bohlam dengan cita rasa seni yang tinggi akan menjadikan undangan pernikahan terlihat unik. Limbah bohlam yang sulit di urai karena butuh proses yang lama menjadikan konsep mengubah bohlam ini menjadi bagian yang penting. Sehingga membantu proses mendaur ulang agar lingkungan lebih aman.
Ve Lo Infinity juga tidak hanya sekedar undangan biasa, namun juga bisa menjadi hiasan disudut meja kantor atau rumah. Pembuatan Ve Lo Infinity cukup mudah, karena bohlam yang sudah tidak dipakai dapat di isi dengan miniature yang dibuat mirip dengan pasangan yang telah memesan lalu tambahkan surat kecil yang digulung di tengah untuk memberikan informasi mengenai waktu dan lokasi.

c. Operasional
Dalam pembuatannya Ve Lo Infinity melakukan produksi di daerah kemang Jakarta selatan. Bahan untuk membuat Ve Lo infinity terdiri dari bohlam, Kertas Karton, Kayu, Kertas warna-warni. Proses untuk membuat Ve Lo infinity yaitu bagian pemesanan mendapat request dari customer lalu kita memberikan katalog untuk memberikan informasi mengenai model dan biaya. Untuk pemesanan Ve Lo Infinity berkisar dari 200-1000 undangan saja. Dengan waktu pemesanan 1-2 bulan sebelum hari H. Setelah sesuai masuk ke bagian creative untuk design lalu dibantu dengan pembuatan miniatur oleh bagian pencetakan dan produksi, bagian terakhir yaitu menata karikatur dan gulungan surat. Lalu masuk bagian pengecekan dan pengiriman undangan.
Untuk bagian produksi kami memiliki 20 karyawan untuk membuat minatur yang telah di design bagian creative dibantu dengan mesin, jadi karyawan hanya menata saja. Lalu bagian pengecekan 5 orang dan bagian pengiriman 2 orang. Peralatan yang dibutuhkan, meja, kursi, mesin pencetak, mesin pemotong, computer. Modal usaha didapatkan dari modal pemilik VE LO Infinity sendiri.

d. Pasar dan Pemasaran
Geografis: Akses website pernikahan dan Media Sosial
Demografis: Menyediakan undangan pernikahan yang unik ntuk membuat undangan tidak kaku dan menarik bagi pasangan yang mengidamkan pernikahan sempurna.

Psikografis: Kelas Menengah atas
Jenis Kelamin: Pria dan Wanita

Untuk pemasaran dilakukan meliputi daerah dengan penghasilan tinggi dan kota-kota besar Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogja, Medan dan Makassar. Pemasaran dilakukan lewat bantuan website pernikahan sepert Weddingku, Bridestory, Rumahtaaruf, Merityuk selain itu kami juga ikut berpartisipasi dalam organisasi yang berkaitan dengan rencana pernikahan, lalu kami juga ikut dalam pameran bride yang di selenggarakan oleh beberapa event di berbagai kota.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar